Cuap Cuap

Belanda, Banjir, dan Delta Works



Ada pepatah Belanda yang mengatakan bahwa “Tuhan menciptakan seluruh muka bumi kecuali Belanda. Karena Belanda diciptakan oleh orang Belanda sendiri”. Memang terkesan angkuh jika kita mengartikan pepatah itu secara lugas. Tapi, jika kita meninjau sejarah negeri kincir angin tersebut beratus tahun yang silam, mau tidak mau kepala kita akan mengangguk-angguk tanda setuju. Ya, orang Belanda berhasil “menciptakan” negerinya sendiri melalui teknologi pengelolaan air yang hebat.

Semuanya bermula dari kondisi topografis Belanda yang sebagian besar terletak di bawah permukaan laut dan berada di delta muara sungai-sungai besar di Eropa, seperti Rijn, Maas, Ijssel, dan Schelt. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan penduduk Belanda menjadi bermusuhan dengan air, terutama ketika musim penghujan tiba. Air yang melimpah dan didukung kondisi topografis yang berada di bawah permukaan laut menyebabkan Belanda berlangganan banjir hampir setiap tahunnya.

Saya teringat, ketika mengambil kelas bahasa Belanda di kampus, dosen saya pernah memutarkan sebuah video ilustrasi mengenai banjir besar yang pernah melanda Belanda pada tahun 1953. Di video tersebut digambarkan bahwa korban jiwa akibat banjir ketika itu sangat besar, yakni lebih dari 1800 korban. Puluhan ribu sapi dan ternak tenggelam bahkan ribuan rumah juga lahan pertanian menjadi rusak. Sungguh sebuah bencana yang membuat penduduk Belanda tidak ingin mengalaminya lagi hingga menyebabkan lahirnya “Delta Works”.

Delta Works dapat dikatakan sebagai awal mula lahirnya teknologi pengelolaan air di Belanda yang dikenal hebat. Proyek tersebut merupakan proyek raksasa pembangunan tanggul penahan gelombang laut. Proyek yang berlangsung hingga berpuluh tahun ini dimaksudkan untuk melindungi area yang luas di barat daya Belanda dari hempasan air laut di sebelah utara sehingga air yang akan memasuki Belanda menjadi tertahan di bendungan yang dibangun di mulut-mulut sungai.

Garis Merah adalah Bendungan yang Dibangun di Delta Works (CREDIT: Deltawerken)

Delta Works yang termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Modern ini menghabiskan cukup banyak dana dalam risetnya, terutama dalam hal meriset teknologi dan cara-cara baru dalam menangani permasalahan banjir di masa datang. Bukannya melakukan analisa terhadap bencana banjir yang telah berlalu, Delta Works justru membuat suatu konsep baru dalam penanggulangan banjir, yang dinamakan “Delta Norm”. Secara garis besar, Delta Norm bekerja dengan melakukan identifikasi awal terhadap daerah-daerah yang utama yang harus dilindungi dari banjir menggunakan perhitungan statistika atas besar kerusakan terhadap properti, lost production, juga jumlah korban jiwa. Pembangunan awal bendungan dan tanggul pun kemudian difokuskan di daerah-daerah tersebut.

Terbukti, hingga saat ini, proyek rumit yang diselesaikan dalam kurun waktu 50 tahun tersebut, berhasil “mengamankan” Belanda dari bahaya banjir dan membuat sistem pengelolaan air di Belanda menjadi yang terbaik di dunia. Bahkan dapat dikatakan bahwa Delta Works berhasil “menciptakan” Belanda itu sendiri. Ya, Delta Works secara tidak langsung memberikan arahan terhadap tata kota Belanda: kanal-kanal yang indah, jalur air yang sangat berguna bagi transportasi, dan lain sebagainya.

Kanal di Belanda. Indah, ya? 😀 (CREDIT: Jeromewirawan)

Walau demikian, Delta Works tidak berhenti begitu saja. Belanda dengan Delta Works-nya terus berencana untuk memperkuat bendungan dan tanggul yang telah dibangun karena pertimbangan perubahan cuaca serta permukaan air laut yang terus naik. Menilik hal tersebut, seharusnya kita, rakyat Indonesia, terutama warga Jakarta mulai belajar dari Belanda! Bagaimana menghasilkan perencanaan yang matang dan bertahan lama dalam menyelesaikan permasalahan banjir yang sudah sangat sering terjadi. Setuju? We want no more flood, right? 😀

37 thoughts on “Belanda, Banjir, dan Delta Works

  1. Setuju! Kalo belanda dengan kondisi topografisnya y terletak di bawah permukaan laut aja bisa terbebas dari banjir, kenapa Jakarta ga bisa?

    Tulisannya oke deh bu, semoga tulisan ini bisa membawamu terbang ke belanda ya len! hehe

    1. Betul nur…
      Belanda yang istilahnya “cobaannya” lebih besar dari Jakarta karena topografisnya itu aja bisa membuat perencanaan yang baik untuk terbebas dari banjir, kenapa kita tidak 😀

      Sebenernya sih pernah denger, kalo gak salah Indonesia juga pernah ngundang pakar dari Belanda untuk belajar ttg penanggulangan banjir.. tapi gak tau deh gimana hasil lanjutannya XD

      Oh ya, tengkyu doanya.. hihi 😀

    1. mau dong.. buktinya Belanda bakalan ngasih summer course gratis buat yang berhasil menangin kompetiblog ini

      Makanya doain saya ya, hehe..
      Biar bisa “ngambil” ilmu dari Belanda walau cuman secuil seperti mereka dulu “ngambil” harta kekayaan kita dengan paksa, biar adil gitu XD

      #duhkomeninidinilaigakya #tapisejujurnyamemangdemikian #maafdewanjuriuntukterlalujujur

      😀

  2. Semoga diberikan hasil lomba yg terbaik oleh Allah ya.. 🙂

    honestly (and you already knew), I never like Netherlands, hehe..

    Apa yg mereka dapatkan saat ini dibangun di atas keringat, darah, air mata, dan nyawa rakyat Indonesia yg terjajah fisik, mental, keyakinan, dan kebebasan dirinya dari tahun 1619-1942 M.

    Netherlands will be nothing today if they never colonized Indonesia..

    anyway, great article! nicely written.. 🙂

    komentar gw di-skip aja yah, sila yg lain komenin tulisannya Leni aja, hehe.. peace! 😛

    1. Yes, udah dua orang yang ngomong kayak lo, dik.
      Pertama, lo yang terang2xan ngomong lewat blog ini. Kedua, Agung yang ngirim message lewat FB

      Gw tau, dulu kita sempet mengalami masa-masa pahit yang sangat panjang sama Belanda. Gak tanggung2x emang, sampai berabad2x..
      Gw juga gak bisa memungkirin kalo pembangunan negara mereka dulu adalah karena segala kesulitan kita, tapi.. bagi gw, itu sudah berlalu. Hm, gw rasa gak ada guna menyimpan sakit hati yang terlalu dalam sampai “membutakan” mata kita akan poin2x positif yang dipunyai mereka.

      Kalo ada hal baik yang mereka punya dan bisa kita ambil pelajarannya, kenapa gak?
      It such a fool thing kalo kita gak mau belajar dari yang baik-baik karena pernah diperlakukan dengan buruk di masa lampau.

      Semoga gw gak ditimpuk orang-orang seantero Indonesia habis ini :))
      But, i think we have to be open-minded 😀

      * Perlu diingat, dengan menulis begini, gw hanya mencoba untuk sharing hal-hal positif yang bisa dipelajari dari mereka. Itu saja 😀 But anyway, thanks for your comment! Great comment 😉 Keep the article balance 😀

  3. Selain mengurug laut agar bisa dijadikan pemukiman baru bagi rakyatnya, ternyata program Delta Works turut “menciptakan” Belanda ya. A clear explanation, Len. Well done.

    The article talked about flooding-prevention mechanism. Saya sih berpikir kenapa tidak mencontoh kesuksesan mereka menanggulangi banjir–ketimbang larut dalam sentimentil historis.

  4. Mantap, lanjutkan merenda mimpinya, Len. Moga Allah menyampaikan keinginannya menapak negeri seribu kincir suatu hari nanti.

    Sedikit koreksi untuk sumber foto, sepertinya JeromeWirawan ya?

    1. Terimakasih kak!
      Pengen ngeliat matahari terbit dan terbenam di negeri kincir hehe ^^

      Oya sumber fotonya itu JeromeWirawan, makasih lagi kak koreksinya 🙂

  5. Very nice article, kelemahan yang ada tidak diratapi tapi malah menjadi daya dorong untuk maju, love it. wish our country has that spirit..
    well it start from us, the youngsters (haha kalo gini berasa muda) to keep that spirit and make dreams come true..
    oiya, baru pertama kesini, tulisannya bagus2 sekali..

  6. Semangatt,, semoga menang jg..
    btw, imho, Indonesia susah dibikin kaya gitu, karena gaada kemauan keras dr “atas”, resources dan tata kotanya sendiri dah berantakan,, jadi agak susah buat dibenahin.. Padahal dah banyak orang2 Indonesia yang dapat beasiswa tentang water management or jurusan2 planologi yang lain,, tp ko pas balik tetep ga berubah juga :p

    1. Good point mbak huehehe..
      Kayaknya dah terlalu sulit yak 😛
      Orang kita tuh sebenernya pinter2x dan kreatif2x.. tapi emang sih mbak seringkali lebih di tataran ide doang.. pelaksanaannya kadang nul besar hihi

      yah, walau begitu..
      tetep gak boleh nyerah dong ah 😀

    1. hebat dong lo, make English tiap senin-kamis..
      gw aja make English kalo lagi ketemu orang asing aja *eh, gak nyambung* 😛

      anyway, pede sajalah Wahyu..
      kalau ada kemauan pasti ada jalan, kan?
      😉

  7. (thinking) jangan2 klo belanda lamaan dikit disini juga bisa dibikin tuh “delta jakarta” hehe

    Len klo kesono fotoin kanal2nya yang asli yak, seneng gua liat kanal orang2 sono.. pengen ke eropa juga neh

    1. Kalo Belanda lamaan dikit di sini, orang-orang Indonesia physically pasti udah hampir mirip orang Eropa bro.. putih-putih, mancung-mancung.. soalnya pasti banyak perkawinan campuran. Dan, gw juga mungkin jadi mirip-mirip Lady Di gitu deh… *eh, ngaco o_O*

      Amin, semoga aja gw bisa beneran ke sana huhuhu…
      Ntar gw bawain foto yang banyak buat lo hehehe 😛

  8. kalo di Jakarta diterapin kaya gitu, gimana ya len?
    muara teluk jakarta udah banyak sampahnya, tata kota yg udah berantakan, dsb dll..

    bisa ga ya len? eh atau pertanyaannya lebih tepat, Jakarta butuh kaya Belanda juga ga ya?

    *dan good luck 🙂

    1. Jakarta gak butuh kayak Belanda..
      Gak butuh kalau berusaha untuk menerapkan Delta Works Belanda di Jakarta.. karena jelas perlakuannya pasti berbeda nanti man..
      Yang mau ditekankan lewat artikel ini..
      Jakarta butuh seperti Belanda dalam hal semangat dan keseriusannya untuk benar-benar memecahkan masalah..
      IMHO, rasanya dari dulu kita gak maju-maju..
      Berhenti di titik yang sama, solusi-solusi yang dicari adalah instan dan bersifat penanggulangan bukan pencegahan..
      So, udah saatnya benar-benar berkaca sama negeri penjajah kita dulu. Belajar mencari solusi yang bersifat jangka panjang hehe.. wallahu’alam..

  9. dan menjawab pertanyaan Ilmanakbar kalau Jakarta mau seperti itu.. sepertinya harus dihancurkan dahulu baru dibangun lagi. Paris pada masa Napoleon III juga begitu. Bagian kota yang kumuh dihancurkan dan dibangun ulang….

    1. Hmm.. extreme way ya mbak Iyra..
      Tapi sepertinya ada benarnya juga..
      Secara tata kota kita sepertinya dah hancur lebur haha XD
      But, semoga aja ada alternatif lain.. hm hm, tapi aku belum tau bagaimana..
      Mahasiswa/i dengan studi tata kota mungkin bisa membantu nih 😀

  10. Tulisan bagus… saya pernah ke Maeslantkering, kesannya semua dikerjakan serius. Ya desainnya, ya konstruksinya, ya maintenance-nya. Kita di Indonesia kadang asal-asalan dalam berbuat…
    Mohon ijin share.

Leave a comment